PRAKTIKUM USAP ALAT MAKAN

Nama       : Uswatun Hasanah
NIM         : PO714221151040
PRODI    : DIV/II.A
DOSEN   : KHIKI PURNAWATI KASIM, SST,M.Kes

LAPORAN USAP ALAT MAKAN
A.      Tujuan parktikum
               Mengetahui cara pengusapan alat makan
        Mengetahui angka lempeng total (ALT) pada alat makan

B.      Metode praktikum
       Metode pengusapan dengan swab

C.      Pembahasan
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan pada makanan.

Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).

Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat,  salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009)

Peralatan dalam usaha pengolahan makanan terbagi dalam empat bagian besar yaitu: peralatan pemanas, peralatan pengolahan, peralatan penyimpanan makanan, dan peralatan yang membantu pengolahan. Peralatan ditentukan oleh menu. Dengan dasar ini maka akan terhindar dari pemilikan peralatan yang tidak perlu atau jarang digunakan. Pilihlah peralatan yang mudah dibersihkan. Masukan program ini dalam kegiatan sanitasi sehingga kegiatan membersihkan dan merawat
peralatan merupakan aset perusahaan yang dapat memberi sumbangan pada usaha pelayanan makanan.

Peranan peralatan makan dan masak dalam penyehatan makanan sangat penting karena merupakan bagian yang tida terpisahkan dari prinsip – prinsip penyehatan makanan.
Peralatan makanan dan masak perlu juga dijaga kebersihannya setiap saat akan digunakan. Untuk itu peranan pembersihan atau pencucian peralatan perlu diketahui secara mendasar. Dengan membersihkan peralatan secara baik, akan menghasilkan alat pengolahan makanan yang bersih dan sehat.

Peralatan makanan meliputi piring, gelas, sendok, pisau dan garpu. Peralatan dapat berupa peralatan kaca (Chinaware), logam (Metalware) atau tembikar (Ceramicware). Peralatan masak meliputi kuali, wajan, dandang, serokan, pisau, talenan, oven dan lain-lain.

Dengan menjaga kebersihan peralatan makan dan masak, telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi makanan yang dapat terjadi karena peralatan yang digunakan. Mencuci berarti membersihkan atau membuat menjadi bersih. Pengertian bersih secara awam bersifat relative, artinya tidak sama ukurannya bagi setiap orang, waktu, tempat atau keadaan. Hygiene berarti memenuhi persyaratan bersih yang telah diakui berdasarkan persyaratan bersih.

D.      Prosedur pelaksanaan 
             a.       Alat
i.  Pengambilan sampel/usap alat
Spirtus & korek api
Termos es
ii.  Pemeriksaan
Rak tabung
Tabung reaksi
Spidol
Spitrus & korek api
Petridis
Inkubator
            b.      Bahan
i.  Pengambilan sampel/usap alat
Lidi kapas
Air pepton
Alkohol
label
ii.  Pemeriksaan ALT
Larutan NACL 0,85%
Nutrien agar
Kapas
            c.       Cara kerja
i.  Pengambilan sampel/usap alat
1.      Gunakan alkohol agar tangan menjadi steril.
2.    Alat makan yang akan diperiksa masing – masing diambil 4 buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan.
3.  Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan dalam kelompok – kelompok
4.   Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka kapas penutup tabung reaksi yang berisi air pepton.
5.    Plumbir bagian ujung dari tabung reaksi tersebut, kemudian masukkan lidi kapas steril ke dalamnya.
6.    Lidi kapas steril dalam tabung reaksi ditekan ke dinding tabung untuk membuang /memeras airnya, lalu angkat dan diusapkan pada setiap alat – alat makan yang diusapkan sampai selesai.
7.      Permukaan tempat alat makan yang diusap, yaitu:
a. piring        : Permukaan bagian dalam piring dengan metode silang
b. gelas         : Permukaan bagian dalam dan luar bibir gelas 6 mm
8.     Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut – turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa.
9.   Setiap hasil mengusap 1 alat makan dari satu kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol cairan di putar – putar dan ditekan ke dinding, demikian dilakukan berulang – ulang sampai semua kelompok diambil usapannya.
10. Setelah kelompok alat makan atau luas permukaan peralatan masak diusap, lidi kapas dimasukkan ke dalam botol, lidinya dipatahkan atau digunting, dan bibir tabung dipanaskan dengan api spritus, lalu ditutup kembali dengan kapas penutupnya.
11.  Tempelkan kertas label yang telah dipersiapkan, tulis nama jenis alat makan yang telah diusap. Untuk nama pengambil, tempat pengambilan, dan tujuan pengambilan sampel ditulis dibuku catatan yang telah disiapkan oleh pengambil.
12. Kirimkan segera ke laboratorium dengan suhu dingin untk diperiksa. Bila tidak dapat dikirim segera, disimpan dalam tempat pendingin.

ii.                  Pemeriksaan ALT
1.   Siapkan larutan pengencer NaCl 0,85% sebanyak 3 tabung  dan 3 buah petridish yang diberi kode 101, 102  dan kontrol untuk satu kelompok alat makan.
2. Catatan : Pengenceran yang digunakan adalah pengenceran 101 dan 102 sehingga yang digunakan yaitu:
2 tabung dan 2 petridish  untuk wajan
2 tabung dan 2 petridish  untuk garpu
3.  Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl dengan pipet steril pada tabung kode kontrol dan masukkan ke dalam petridish yang juga berkode kontrol.
4.    Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril pada tabung yang berkode 101 (untuk satu jenis alat makan) dengan dengan pipet lepas sebanyak ±25 kali dan tidak boleh ditiup.
5.   Pipet 2 ml dari tabung tadi (yang berkode 101)  dan masukkan ke dalam petridish yang berkode 101 (untuk satu jenis alat makan) dan 1 ml sisanya ke tabung 102 lalu pipet lepas sebanyak ±25 kali
6.       Pipet 1 ml dari tabung 102  masukkan ke petridish yang sudah diberi kode 102.
7.     Tuangi petridish yang berisi sampel dengan nutrien agar 55˚C – 56˚C sebanyak ±15 ml
8.       Digoyang-goyang agar rata dan biarkan beku
9.    Balik petridish dan masukkan ke dalam inkubator untuk dieramkan dengan suhu 37˚C selama 1 x 24 jam (1 hari)
10.   Keluarkan petridish yang berisi sampel yang telah dieramkan selama 1 x 24 jam
11. Hitung jumlah kuman yang berbentuk bulatan pada sampel, kemudian masukkan ke dalam rumus yang telah ditentukan

E.     Formulir pengambilan
Nama pengambil                     : desminarti eka saputri
                                                   Irmayanti faisal
Alamat pengambil                   :  jalan wijaya kusuma 1
Jenis sampel                            : a. Gelas 4 buah
                                                  b. piring 4 buah
Nama pemilik                          : rumah makan aspuri
Alamat pengambilan               : jalan wijaya kusuma 1
Instansi pemeriksa                   : jurusan kesehatan lingkungan, laboratorium mikrobiologi
Alamat instansi pemeriksa   : jalan wijaya kusuma 1
27 April 2017

........................
F.       Waktu praktikum
  1. Sterilisasi Alat
Hari/Tanggal                       : Jum’at, 21 April 2017
Jam Mulai-akhir                  : Pukul. 10.00-14.00 WITA
  1. Praktikum Usap Alat Makan & pemeriksaan ALT
Hari/Tanggal                       : Kamis, 27 April 2017
Jam Mulai-akhir                  : Pukul. 10.00-14.00 Wita
  1. Pembacaan Hasil dan Perhitungan Jumlah Angka Kuman
Hari/Tanggal                       : Jum’at, 28 April 2017
Jam Mulai-akhir                  : Pukul. 10.00-11.00 WITA

G.      Hasil


NO.
ALAT MAKAN
Angka Lempeng Total (ALT)
(Koloni/cm2)
1.        
Piring
3
2.
Gelas
3,185 

      





H. Analisa hasil
Dari hasil yang kami dapatkan bahwa angka kuman pada alat makan yaitu piring dengan angka kuman 3 Koloni/cm2 pada permukaan piring termasuk jumlah kuman yang cukup tinggi dan pada gelas yang memiliki angka kuman 3,185 Koloni/cm2 juga sangat tinggi.
Hal ini dari pengamatan yang kami lakukan saat pengambilan sampel alat makan, terlihat gelas yang digunakan secara berganti dan tidak melalui proses pencucian yang cukup bersih walaupun dengan pembilasannya menggunakan air mengalir faktor utama dalam kebersihan alat makan yaitu proses pembersihannya agar kotoran yang menempel pada alat makan bisa hilang.
Faktor lainnya yaitu  tempat penyimpanan peralatan makan yang terbuka dan dekat dengan pintu masuk kamar yang menyebabkan kuman di udara masuk dan menempel pada peralatan makan yang sudah dicuci.

I.        Kesimpulan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat  makan  (wajan dan garpu)  tidak boleh mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.  Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan (wajan  dan sendok)  yang  diperiksa  jumlah  kumannya  dapat  dikatakan  tidak sehat  dan  tidak  layak  untuk  digunakan.
Dalam proses pencucian harus melalui 6 teknik (scraping, flushing dan soaking, washing, rising, dan toweling)

J.       Saran

  1. Diharapkan pada saat praktikum sebaiknya selalu dalam keadaan steril untuk pemeriksan mikroba.
  2. Diharapkan ketika melakukan pemeriksaan, jangan berbicara dan sebaiknya menggunakan masker
  3. Setelah selesai melakukan pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) sebaiknya memberikan informasi kepada masyarakat agar memperhatikan kebersihan alat makan yang digunakan.

Komentar

  1. Bagaimana cara mengetahui apakah alat yang digunakan itu benar-benar steril?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk mengetahuinya steril/tidak ya dengan melakukan pemeriksaan alat makan di laboratorium, tpi yang perlu diperhatikan adalah cara membersihkan alat makan dengan proses pencucian dan penyimpanan yang benar sehingga bisa diyakini alat makan yang akan digunakan aman dan terhindar dari kuman

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer