PRAKTIKUM PEMERIKASAAN LOGAM BERAT ARSEN
Mata Kuliah : PMM-A
Dosen : KHIKI PURNAWATI KASIM, SST., M.Kes
NAMA : USWATUN HASANAH
NIM : PO714221151040
PROD : DIV/ II.A
A.
Dasar Teori
Makanan adalah
kebutuhan pokok manusia yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan
sehingga mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara baik. Untuk itulah
keamanan makanan menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan
kesehatan. Tetapi ironisnya, belakangan ini banyak makanan yang beredar di
masyarakat tidak terjamin lagi keamanannya. Khususnya karena terkontaminasi
logam-logam berat seperti timbel (Pb), merkuri Hg), arsen (As) dan kadmium
(Cd). Padahal bila logam-logam tersebut masuk ke dalam tubuh lewat makanan,
selain akan menganggu system saraf, kerusakan otak, kelumpuhan, pertumbuhan
terhambat, kerusakan ginjal, kerapuhan tulang dan kerusakan DNA atau kanker.
Sumber Pencemaran Oleh Arsen
Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di
batuan (tanah) dan sedimen, udara, air dan biota), produksi arsen di dalam
industri, penggunaan dan sumber pencemaran arsen di lingkungan.
- Keberadaan Arsen di Alam
a) Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi
sebagai mineral. Kadar As tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga,
timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung
arsen adalah arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara
kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida
arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di
lingkungan.
Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan
mengandung kadar As antara 0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung
kadar As rata-rata lebih dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).
Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya
di bawah 10 mg/kg berat kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi
yang berasal dari sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang
dekat dengan buangan pelelehan tembaga.
b) Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate =
TSP) mengandung senyawa arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson &
Braman, 1975). Crecelius (1974) menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik
terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di udara ambien kurang
dari satu gram per meter kubik (Peirson, et al 1974; Johnson & Braman,
1975).
c) Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup
tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan
kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur
sungai dan tanah dengan kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah bersifat
alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya
oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah (www.wikipedia.org, 2009).
Arsen
terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973; Crecelius,
1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan methylarsenic
acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan
pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir, serta
pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).
d) Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen
besi dan aluminium, sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen
pada tanaman (WaIlsh, 1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada
tanah yang tidak tercemari pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat
kering (NAS, 1977). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen
selayaknya mengandung kadar arsen tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh &
Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977). Beberapa rerumputan yang mengandung
kadar arsen tinggi merupakan petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah
(Porter & Peterson, 1975). Selain itu, ganggang laut dan rumput laut juga
umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.
- Produksi dalam Industri
Berdasarkan data yang digunakan dari Biro
Pertambangan Amerika Serikat (Nelson, 1977), dapat diperkirakan bahwa total
produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975 sekitar 600.000 ton.
Negara-negara produser utama adalah: China, Peru, Swedia, USA dan USSR. Negara-negara
tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia. Arsen trivalen adalah basis
utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping dalam pelelehan bijih
tembaga dan timah hitam.
- Penggunaan Senyawa Arsen
Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu
salah satunya dalam bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah
arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa
arsen organik digunakan sebagai pestisida.
Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat,
perlu diberi pestisida yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang
menjadi hama tanaman tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.
Toksisitas
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi.
Bentuk organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk
arsenik anorganik.. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen
bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates
(pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang
dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan
keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu
senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun
daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut,
produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan,
suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau kekuningan,
kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih,
kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,
mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit
kepala dan dapat berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati,
akan mengakibatkan kematian (www.wikipedia.org, 2009).
Dampak Toksisitas Arsen
Sekitar
90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam
jumlah sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama,
yaitu beberapa tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal
ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan
10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan 60-90µg/100ml.
B.
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kontamninasi
logam berat arsen (As) pada makanan.
C.
Prinsip
Prinsip praktikum ini yaitu menggunakan
matode colorimetri
D.
Metode
Praktikum
·
Alat
dan Bahan
Sebelum
praktek pemeriksaan kadar air sampah dilakukan, hal yang harus dipersiapkan
adalah alat dan bahannya, yaitu:
Bahan:
·
Sampel Makanan (udang mentah)
·
Aquades
·
Reagen arsen 1 & 2
·
Aluminium voil
Alat:
·
Timbangan analitik
·
Mortar/lesung dan
Pestle/Alu
·
Sendok
·
Beacker glass 80 ml
·
Botol sampel 5 ml
·
Strip arsen
·
Arsenic test
·
Prosedur
Kerja
Melakukan pemeriksaan
suatu sampel harus dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan hasil sesuai
tujuan kita memeriksanya. Berikut ini, adalah tata cara pemeriksaan sampel
sampah:
o
Siapkan alat dan bahan
o
Timbang sampel makanan sebanyak 10 g
dengan aluminium foil
o
Pindahkan sampel ke beacker glass ukuran
80 ml
o
Ambil Mortar
dan Pestle
o
Letakkan sampel makanan di atas
permukaan Mortar tumbuk hingga halus dengan Pestle
o
Pindahkan sampel ke beacker glass dan
tambahkan aquades sampai 50 ml
o
Masukkan sampel ke botol sampel sebanyak
5 ml
o
Pindahkan sampel ke dalam botol arsenic
test
o
Tambahkan reagen arsen 1 dan reagen
arsen 2
sebanyak 1 sendok kemudian homogenkan
o
Masukkan strip arsen ke dalam botol
arsenik test & tutup kemudian tunggu selama 20 menit
o
Lihat hasilnya & bandingkan warna
strip sampel dengan warna arsenic test
E.
Hasil
Nama pengambil : Uswatun Hasanah
Waktu pengambilan : 07:00 wita
Hari/Tanggal pengambilan : Minggu, 02 April 2017
Lokasi sampel : Pasar maricayya
Jenis sampel : Udang mentah
Tempat pemeriksaan : Laboratorium Kimia Kampus
Kesehatan Lingkungan
Hari/tanggal pemeriksaan : Senin, 03 April 2017
Parameter pemeriksaan : Pemeriksaan Logam Berat Arsen (As)
pada Makanan
Hasil yang diperoleh
dari pemeriksaan timbal pada sate sebanyak 0,988 mg/l,sehingga
diperoleh
rumus:
Cara
perhitungan:
Kadar Arsen = Hasil
Pemeriksaan × Jumlah Pengenceran
Diketahui
: Hasil pemeriksaan = 0 mg/l
Ditanyakan
: Kadar Arsen…?
Penyelesaian
:
Kadar Arsen = 0
mg/l
F.
Analisa
Hasil
Berdasarkan praktikum dan hasil
perhitungan, kadar arsen sampel makanan yang diperoleh adalah 0 mg/l. sehingga Kadar arsen pada sampel
makanan yang kami periksa tidak tercemar Arsen. Dari segi pencemar limbah kimia khususnya pada pemeriksaan arsen di daerah pelelangan maros belum tercemar karena sekitar pelelangan masih didominasi oleh masyarakat yang bermukim, namun dipelelangan ikan ini diduga tercemar bahan organik karena dari limbah yang dibuang yaitu limbah/sisa buangan air ikan yang dibuang ke laut tanpa pengolahan sehingga lebih kepada cemaran organik yang mengandung protein yang dabat berubah menjadi senyawa amoniak-nitrit-nitrat yang juga bisa berdampak bagi manusia.
G.
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan
logam berat arsen (As) pada sampel yang kami periksa yaitu 0 mg/l. Sehingga
berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) nomor
HK.00.06.1.52.4011 tentang
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia
dalam Makanan yang ditetapkan memberikan batas maksimum untuk
kadar Arsen pada daging olahan yaitu 1,0 mg/kg. Berdasarkan keterangan
tersebut, pemeriksaan sampel makanan memenuhi syarat dari segi kadar arsen untuk
dikonsumsi.
H.
Saran
Selama proses praktek
berlangsung, peserta harus harus lebih hati-hati dan memerhatikan prosedur
serta aturan dari instruktur. Selain itu, setiap anggota kelompok harus aktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Faraht 2012 makalah taksikologi arsen ---) http://tralalaikrima.blogspot.co.id/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html
[accessed
Apr 5, 2017 07:46 ].
LAMPIRAN
Keren blognya,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusmintaka nah laporan ta.?
BalasHapusAnalisis lebih spesifik lagi dan daftar pustaka diperhatikan
BalasHapusia bu, terima kasih atas sarannya....
Hapussudah saya ubah analisa dan daftar pustakanya, bgmn menurut ibu?