PEMERIKASAAN LOGAM BERAT TIMBAL

Mata Kuliah        : PMM-A  
Dosen                 : KHIKI PURNAWATI KASIM, SST., M.Kes
NAMA                 : USWATUN HASANAH
NIM                     : PO714221151040
PROD                 : DIV/ II.A


PEMERIKASAAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)
PADA MAKANAN

A.    Dasar  Teori

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan sehingga mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara baik. Untuk itulah keamanan makanan menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Tetapi ironisnya, belakangan ini banyak makanan yang beredar di masyarakat tidak terjamin lagi keamanannya. Khususnya karena terkontaminasi logam-logam berat seperti timbel (Pb), merkuri Hg), arsen (As) dan kadmium (Cd). Padahal bila logam-logam tersebut masuk ke dalam tubuh lewat makanan, selain akan menganggu system saraf, kerusakan otak, kelumpuhan, pertumbuhan terhambat, kerusakan ginjal, kerapuhan tulang dan kerusakan DNA atau kanker.
a)      Sumber kontaminasi
Pencemaran udara dari asap kendaraan bermotor acapkali dituduh sebagai sumber kontaminasi timbal dalam makanan, selain kemasan, zat warna tekstil, dan limbah industri. Tuduhan ini bukan tak ada alasannya. Pencemaran ini telah menyebabkan sayuran yang ditanam dekat jalan padat lalu lintas, mengandung timbal di atas ambang batas yang ditentukan oleh WHO. Yakni antara 15,5 ppm hingga 29,9 ppm (Rukaesih Ahmad, 1994). Padahal WHO memberi ambang batas hanya sampai 2 ppm. Demikian pula makanan jajanan di sekitar terminal bus tak terhindarkan lagi dari kontaminasi timbal.
Sumber lain adalah peralatan dapur, khususnya yang digunakan untuk memasak dan menyajikan makanan. Timbal yang terdapat pada lapisan gelas yang terbuat dari keramik Cina, porselen, atau tanah liat dapat larut oleh makanan yang bersifat asam. Air minum yang disalurkan lewat pipa timbal akan tinggi kandungan timbal yang terlarut dalam air tersebut. Demikian pula makanan kaleng akan tinggi kandungan timbelnya bila masih menggunakan teknologi pematrian dengan timbal (Pb).
     Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan terdeteksi mengandung timbel melebihi batas yang ditentukan.
b)      Bahan makanan
Bagaimana dengan bahan makanan sendiri? Makanan yang mengandung kadar timbal yang tinggi adalah dari kelompok makanan kaleng, jeroan (hati, ginjal dari hasil ternak), ikan, dan kerang-kerangan. Sedangkan jenis makanan yang rendah kandungan timbelnya adalah susu sapi, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian (kecuali jika ditanam di tepi jalan yang padat lalu lintasnya. Sayuran seperti ini kadar timbelnya bisa 10 kali lebih tinggi daripada di daerah pedesaan).
c)      Bahaya yang ditimbulkan
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi timbal pada lingkungan adalah pemakaian bensin bertimbal yang masih tinggi di Indonesia. Untuk mempermudah bensin premium terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan bilangan oktan dengan penambahan timbal dalam bentuk tetrail lead (TEL). Namun dalam proses pembakaran, timbal dilepas kembali bersama-sama sisa pembakaran lainnya ke udara dan siap masuk ke dalam sistem pernafasan manusia.
Perjalanannya dapat mengikuti alur rantai makanan (food chain), sementara timbal yang terlepas di lingkungan akan tersebar dan tertimbun (bioakumulasi) dalam matrik biologi dan kimia di tubuh inangnya. Seperti halnya kasus Minamata, ketika limbah pabrik kimia yang mengandung merkuri (Hg) milik Chisso, Co yang memproduksi plastik (PVC), dibuang ke Teluk Minamata di Jepang selama beberapa tahun sebelum 1953. Metilmerkuri masuk ke dalam tubuh fitoplankton yang kemudian dimakan zooplankton. Lalu zooplankton dimakan oleh ikan kecil yang menjadi mangsa ikan-ikan besar. Ikan-ikan inilah yang dimakan oleh keluarga nelayan di sekitar Teluk Minamata, sehingga terjadi wabah neurologis yang tidak menular.
Di dalam tubuh manusia, timbal memulai turnya melalui saluran pernapasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah. Melalui peredaran darah menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, syaraf, dan tulang. Keracunan timbel ini pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit), dan paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronik dan akut.
Pada keracunan kronik, awalnya tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang tampak, tetapi makin lama efek toksik itu menumpuk hingga akhirnya terjadi gejala keracunan. Keracunan timbel kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur.

B.     Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kontamninasi logam berat timbal (Pb) pada makanan.

C.    Prinsip
Prinsip praktikum ini yaitu menggunakan matode spectrofotometri

D.    Metode Praktikum
·         Alat dan Bahan
Sebelum praktek pemeriksaan kadar air sampah dilakukan, hal yang harus dipersiapkan adalah alat dan bahannya, yaitu:
Bahan:
·         Sampel Makanan (sate)
·         Aquades
·         Reagen Pb
·         Aluminium voil
Alat:
·         Timbangan analitik
·         Mortar/lesung dan Pestle/Alu
·         Sendok
·         Huvet
·         Beacker glass 80 ml
·         Botol sampel 5 ml
·         Spectoroquan

·         Prosedur Kerja
Melakukan pemeriksaan suatu sampel harus dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan hasil sesuai tujuan kita memeriksanya. Berikut ini, adalah tata cara pemeriksaan sampel sampah:
o   Siapkan alat dan bahan
o   Timbang sampel makanan sebanyak 10 g dengan aluminium foil
o   Pindahkan sampel ke beacker glass ukuran 80 ml
o   Ambil Mortar dan Pestle
o   Letakkan sampel makanan di atas permukaan Mortar tumbuk hingga halus dengan Pestle
o   Pindahkan sampel ke beacker glass dan tambahkan aquades sampai 50 ml
o   Masukkan sampel ke botol sampel sebanyak 5 ml
o   Tambahkan reagen Pb sebanyak 3 tetes kemudian homogenkan
o   Pindahkan botol sampel yang berisi sampel ke dalam Huvet
o   Masukkan ke dalam alat Spectoroquan
o   Lihat hasilnya

E.     Hasil
Nama pengambil                     : Uswatun Hasanah
Waktu pengambilan                : 17:00 wita
Hari/Tanggal pengambilan      : Minggu, 02 April 2017
Lokasi sampel                         : Sudiang Raya
Jenis sampel                            : Sate Daging Sapi
Tempat pemeriksaan               : Laboratorium Kimia Kampus Kesehatan Lingkungan
Hari/tanggal pemeriksaan        : Senin, 03 April 2017
Parameter pemeriksaan           : Pemeriksaan Logam Berat Timbal (Pb) pada Makanan
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan timbal pada sate sebanyak 0,988 mg/l, sehingga diperoleh rumus:

Cara perhitungan:
            Kadar timbal  =  Hasil Pemeriksaan × Jumlah Pengenceran
            Diketahui    :    Hasil pemeriksaan  = 0,988 mg/l
            Ditanyakan :    Kadar Timbal…?
            Penyelesaian :  
            Kadar timbal    =  0,988 × 5
                                                 = 4,94 mg/l

F.     Analisa Hasil
            Berdasarkan praktikum dan hasil perhitungan, kadar timbal sampel makanan yang diperoleh adalah  4,94 mg/l. Kadar timbal pada sampel makanan yang kami periksa terbilang tinggi dan melebihi standar BPOM. Hal ini dikarenakan tempat mengambilan sampel di daerah sudiang raya kemungkinan besar terkontaminasi langsung asap kendaraan karena tempat yang langsung menghadap ke jalan raya/ dipinggir jalan dan faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar arsen pada sampel makanan bisa juga pada arang yang digunakan serta alat pembakaran

G.    Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan logam berat timbal (pb) pada sampel yang kami periksa yaitu 4,94 mg/l.  Sehingga berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan yang ditetapkan memberikan batas maksimum untuk kadar timbal pada daging olahan yaitu 1,0 mg/kg. Berdasarkan keterangan tersebut, pemeriksaan sampel makanan tidak memenuhi syarat untuk dikonsumsi terus menerus karena akan berdampak dalam waktu yang panjang/ jangka panjang yang bisa terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan penyakit.

H.    Saran
Selama proses praktek berlangsung, peserta harus harus lebih hati-hati dan memerhatikan prosedur serta aturan dari instruktur. Selain itu, setiap anggota kelompok harus aktif.




DAFTAR PUSTAKA

TITIN 2015 KONTAMINASI LOGAM BERAT PADA MAKANAN DAN DAMPAK PADA KESEHATAN
https://www.researchgate.net/publication/267805372_KONTAMINASI_LOGAM_BERAT_PADA_MAKANAN_DAN_DAMPAKNYA_PADA_KESEHATAN [accessed Apr 5, 2017 07:08  ].


NENY 2012 BAHAYA KONTAMINASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)  PADA MAKANAN



LAMPIRAN


Komentar

Postingan Populer